Description
Peran Perceived Ease of movement pada Turnover Perawat
Penulis:
Dr. Ari Kuntardina, ST., MM
Sinopsis:
Rumah sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan dalam
mata rantai Sistem Kesehatan Nasional yang mengemban tugas
pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat. Perawat
merupakan salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, dan mempunyai kontribusi dalam meningkatkan status
kesehatan bangsa. Meningkatnya jumlah penduduk membuat
kebutuhan tenaga perawat juga meningkat. Penambahan jumlah
perawat pada rumah sakit pemerintah menimbulkan permasalahan
tersendiri bagi rumah sakit swasta. Pada saat dibuka pengumuman
penerimaan Pegawai Negeri Sipil Keperawatan, maka di rumah
sakit swasta terjadi peningkatan turnover perawat. Alasan mengapa
turnover perawat penting untuk dipelajari, karena perawat
merupakan ujung tombak pelayanan yang bersentuhan langsung
dengan pasien. Berkurangnya jumlah perawat akan mengurangi
kualitas perawatan yang akan diterima para pasien.
Anggapan adanya ketidakadilan dalam penggajian,
pembagian jasa keperawatan, peraturan kekaryawanan mengenai
pasal pengangkatan dan penggolongan dan sistem pengangkatan
perawat yang tidak sama dapat memengaruhi persepsi bahwa
perawat diperlakukan secara tidak adil. Hal tersebut mengarah pada
organizational justice. Hubungan antara atasan langsung dengan
perawat mempunyai pengaruh besar dikarenakan supervisorlah
yang memberikan penugasan, bimbingan, pengarahan, motivasi,
penghargaan, dan teguran dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Leader member exchange (LMX) yang menyatakan bahwa seorang
supervisor memperlakukan bawahannya berbeda antara satu sama
lain. Bawahan yang merasakan hubungan berkualitas tinggi dengan
supervisornya kemungkinan besar merasakan job satisfaction lebih
baik. Hubungan berkualitas tinggi mendorong peningkatan kinerja
bawahan, akhirnya menurunkan turnover intentions.
Perceived ease of movement berperan dalam hubungan
antara job satisfaction dan turnover intentions. Perceived ease of
movement adalah persepsi individu mengenai daya tarik
(attractiveness) dan tersedianya (availability) kesempatan
mendapatkan pekerjaan alternatif. Pada saat tidak terdapat
penawaran pekerjaan alternatif yang menarik, perawat dengan
tingkat job satisfaction rendah akan bertahan pada institusi rumah
sakit tempatnya bekerja (turnover intentions rendah). Ketika
terdapat penawaran pekerjaan dari rumah sakit yang dianggap
visible, maka turnover intentions akan meningkat. Persepsi
mengenai adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan alternatif
yang menarik, mendorong perawat untuk mempertimbangkan
alternative employment.
March dan Simon (1958) menyatakan bahwa keadaan
perekonomian secara umum yang memengaruhi tersedianya
pekerjaan akan memengaruhi turnover. Ketika pekerjaan yang
tersedia banyak dan tingkat pengangguran rendah, voluntary
movement tinggi, orang akan mencari kesempatan yang lebih baik
pada organisasi lain. Demikian juga sebaliknya, ketika pekerjaan
jarang, voluntary turnover menjadi rendah. Argumen lebih lanjut
dari March dan Simon bahwa kondisi dalam pasar tenaga kerja
secara umum memengaruhi voluntary turnover melalui perceived
ease of movement, dimana perceived ease of movement berinteraksi
dengan perceived desirability of movement _merupakan fungsi dari
job satisfaction_ untuk memengaruhi turnover. Selain memandang
pendorong turnover intentions dari perawat berasal dari faktor
organisasional berupa job satisfaction, leader-member relation,
organizational justice, juga mempertimbangkan persepsi perawat
mengenai ketersedian pekerjaan alternatif diluar organisasi
tempatnya bekerja.
Ukuran Buku:
Jumlah Halaman:
ISBN:
Reviews
There are no reviews yet.